Hari ini
libur.Tepatnya hari Senin.Aku mau jalan-jalan sama ibu dan adek.Aku tanya sama
ibu. “Bu,kita mau ke mana?”tanyaku heran.
“Hmmm…Kasih
tau gak,ya?”jawab ibu menggodaku.Aku semakin penasaran.Kita mau kemana ya?pikirku. “Yuk Vivi,Faris!Kita berangkat
sekarang!”kata ibu.Aku pun mengikuti ibu menuju keluar rumah. Siang itu,aku,Ibu
dan Adek sudah berangkat dan kami berpamitan sama asisten pembantu rumah
tangga,Budhe Tari.
“Ibu,kita naik becaknya yang dimana?”tanyaku.
“Ya yang
disini dong.”jawab ibu setelah sampai di jalan Patiunus Raya. “Pak,ke Halte
Kelinci,ya!”ujar ibu.
“Ya bu.”jawab
bapak tukang becak itu. “Oh iya,Vi.Ibu inget sesuatu.Kamu kan mau jadi
penulis,nah coba buat cerita petualangan dari awal sampai akhir petualangan.Coba
ya,sayang!”Ibu memberi semangat.
“Ya,bu.”jawabku
sembari tersenyum.Aku pun melihat-lihat pemandangan disekitar.Ada toko
lampu,toko baju dan lain-lain.Tidak lama,kami sampai di Halte Kelinci.Kami
diseberangkan oleh bapak becak.
“Ini pak
uang-nya.”kata ibu sambil memberi uang Rp.7.000,00.
“Terima
kasih,Bu.”kata bapak becak.Ibu mengangguk.
“Yaaa…Ibu,bis-nya
sudah berangkat.”kataku kecewa. “Huh!Kita telat.”gerutuku.
“Ya
sudah.Makanya kita tunggu dulu!”jawab ibu.Kami harus menunggu 15 menit yang
akan datang.Ah…aku mau baca KKPK.Beberapa menit aku membaca,aku tidak berasa
kalau sudah 15 menit.Ibu pun berbicara, “Ayo,Vi!Bentar lagi,bis-nya datang lho!”kata
ibu.Aku mengangguk.Kami akan menaiki bis Trans. “Ayo!Sudah sampai,lho.”kata
ibu.
“Iya,Bu.”sahutku.Kami
pun memasuki bis.Waaah…penuhnyaaa!Karena saking penuhnya,aku tidak kebagian
tempat duduk sehingga akan berdiri.Begitu pula dengan ibu.Kalau Faris sih,masih
kebagian.Huuuh!Kakiku capek and
pegel.Tapi tak apa! Nah,pengalaman konyol-nya,pas mau ngerem,itu kan mendadak.
Trus,saking mendadaknya,aku sampai berputar badan dan sampai mau jatuh.
Untungnya,Ibu segera memegangiku. Nah yang membuatku bengong saat bis-nya mau
berangkat ke Halte Pemuda,bis-nya malah muter-muter Simpang Lima. Loh,kita ini
mau muter-muter halaman Simpang Lima atau mau pergi,sih? Oh,ternyata mau ambil
penumpannya di halte simpang lima,toh? Pantesan,aja! Hahaha… Lha wong aku
enggak tau,kok.
“Halte
Pemuda.”kata petugas setengah jam kemudian.Aku pun keluar dari bis.Aku membaca
buku KKPK-ku tadi.Beberapa menit kemudian,aku berkata kepada ibu, “Bu,aku
kebelet BAK.”ucapku.
“Ah…Ya
sudah,deh.Cepat jalan dulu!”kata ibu.Kami pun mencari toilet.Akhirnya,kami
menemukannya di Gramedia Pemuda dekat halte.Setelah BAK,kami pun berlari menuju
halte. Yaaa…ketinggalan bis,deh. Harus nunggu 10 menit lagi.
Aku menunggu
dengan lama. 10 menit sudah tiba. Bis-nya pun sudah datang. Kami pun memasuki
bis. Waaah…ada tempat duduk yang masih kosong. Aku pun duduk dikursi itu.
Sedangkan,ibu dan adek duduk di seberangku. Kami akan berhenti nanti di
Terminal Si Semut dan akan di jemput oleh kakak sepupuku,Nana. Sepanjang
perjalanan,aku pun bersenda gurau bersama Ibu.
“Terminal
Alun-Alun”ucap seorang petugas. Kami salah sangka. Ternyata,bukan Si
Semut,melainkan Alun-Alun. Jadi,aku,ibu,dan adek duduk di dekat sopir. Tidak
lama,kami sampai di Terminal Si Semut. Kami duduk ditepi parit. Sudah lama,kami
menunggu Kak Nana. Tapi tidak datang-datang. Akhirnya,ibu memutuskan untuk
meneleponnya. Tetapi,teleponnya tidak diangkat. Setelah telepon itu di
matikan,suara HP ibu berbunyi. Ternyata,Kak Nana. “Coba Vi di tengok dulu di
dalam terminal!”perintah ibu.
“Iya,Bu!”jawabku.
“Lha itu dia!!!”teriaku.
“Aku lewat
sana kok,Bul.”kata Kak Nana.
“Lha kok
ndak lewat sini napa?”tanya ibu.
“Sini kan
buat lewat bis-nya.”sahut Kak Nana.
“Aaah,sudah
deh. Lebih cepat,lebih baik!”seruku. semuanya bengong,tapi wajahnya tampak
lucu. Lucunya karena aku bertingkah
lucu.Aku duduk di depan. Adek dan Ibu di belakang. Kami berjalan dengan tenang.
Perjalanan
dari Terminal Si Semut sampai rumah Kak Nana tidak jauh. Sekitar beberapa menit,kami
sampai di rumah Kak Nana. Sesampainya di rumah,aku pun mengucapkan salam.
“Assalamu ‘alaikum!”salamku,Kak Nana,Ibu dan Adek.
“Waalaikum
salam.”jawab Budhe Ayuk,Uti Hana,Kak Febi dan Pakdhe Joko. Saat melihat Kak
Febi…
“Ampun,deh.
Maen game trus!”omelku.
“Cius?”tanyanya konyol.
“Miapah!”jawabku.
ku menengok
Nenek Hana. “Halo,Ti!”sapaku kepada Uti. Uti tersenyum. Di meja makan,aku
melihat puding rasa beraneka warna. Puding itu berbentuk angka.
Tetapi,bentuknya kecil. Setelah makan puding,aku menghampiri Markepi atau Kak
Febi. Markepi adalah panggilan akrab di rumahnya,termasuk sahabatku yang di
Ungaran,Amel. “Aku pinjem komputernya,dong.”pintaku.
“Cius?”tanya Markepi konyol.
“Yooo… Ciuuus!”jawabku. lalu,aku menyambar komputer yang di serahkannya. Aku
pun memilih game BurgerShop. Aku
menuliskan nama ‘Kenny Putri’. Lalu,aku pun mencobanya. Waw… permainannya seru banget!batinku kagum. Sebelumnya,aku belum
pernah punya game ini.
Sekarang
sudah jam empat sore. Aku harus pulang. Kami pun ke Terminal Si Semut untuk
menaiki bis. Hommme By The Seeea
suara nyanyian itu berasal dari HP Ibu. “Halo,Assalamu ‘alaikum?”sapa Ibu.
“Wa alaikum salam. Uniek,jadi kan ambil
paket buku pinjamannya?”tanya Tante Taro.
“Okay! Pastilah! Masa enggak sih?”canda Ibu.
“Ya sudah. Daaah!”pamit Tante Taro.
Tut-tut-tut-tut. Sambungan telepon di putuskan.
Kami sampai
di Terminal Si Semut. Lalu,Ibu bertanya apakah masih ada bis yang jalan. Kami
sangat lega karena masih ada. Ada juga satu penumpang yang menumpang bis itu.
Ibu bercakap-cakap bersama wanita itu. Wanita itu turun di halte… Aku tak tahu.
Hehehe… Kami turun di Halte Pemuda. Lalu,kami menuju Gramedia Pemuda. Ibu
mengambil titipan buku-buku dari Tante Taro. Lalu,Ibu melihat-lihat aneka ragam
koleksi atau membuat dari Flanel,Kertas dan lain-lain. Lalu,aku meminta untuk
melihat-lihat KKPK yang ada di lantai atas. Aku menitipkan tas-ku di penitip.
Lalu,menaiki eskalator menuju lantai atas. Sesampainya diatas,aku menuju rak
KKPK. Lalu,tanpa di sangka,aku bertemu buku hasil tulisan Tante Fitria
Chakarawati. Judulnya I Have A Dream. “Ibuuu… Aku mau buku ini!”pintaku memelas
sambil memegang buku I Have A Dream.
“Besok ya,Sayang. Selesaikan ceritanya hari ini dulu. Baru ibu beliin
ini.”jawab Ibu. Aku mengangguk. Kami pulang. Sesampainya di halte…
“Maaas… Bis Penggaron-nya masih?”tanya Ibu.
“Maaf,ya Bu. Habis…!”jawab Masnya. Berarti,kami berjalan untuk mencari angkot.
Tak sampai 60 menit,kami menemukan sebuah angkot tulisan ‘Penggaron’. Kami lega
sekali. Angkot pun berjalan dengan cepat. Lalu…
“Pak,ini Kelinci ya?”tanya Ibu.
“Nggih,Bu.”jawab bapak itu.
“Kelinciii…!”teriak bapak itu. Kami turun dari angkot. Lalu,membayar ongkosnya.
Kami berjalan terus. Lalu…
“Mamaciiik…!”teriak Adek.
“Wuaaah… Capek,kan? Yuk,kita pulang!”ajak Bucik. Aku duduk di b’lakang sama
bucik. Adek di depan sama Ibu. Ibu giliran yang nyetir. Sesampainya di
rumah,Bucik langsung membuat popcorn.
Kami makan popcorn sambil nonton TV
dan lihat mercon. Hari itu,benar-benar hari yang Istimewa.
JSelamat membacaJ