Home About Instagram Stuffs Wordpress Facebook

Sabtu, 13 Juni 2015

Selamat Tinggal, Fina!

"Aku benci kamu, Fina!" pekik Lala.
"Kenapa, Lala?! Kenapa kamu membenciku?!" tanya Fina.
"Ya, jawabannya itu tadi! Kamu enggak mau memberiku kue!" Lala berlalu.
Fina sedih, karena Lala berubah. Ya Allah, ada apa dengan Lala? Apa salahku? tanya Fina dalam hati.

TEEET ... TEEET ... TEEET .... Bel masuk berbunyi. Fina menyapa Lala. "Halo, Lala!" sapa Fina.
"Bawel!" Lala berlalu. Fina kaget.
Lala datang. "Aku sebel sama kamu karena kamu tuh cerewet dan bawel! Aku sebel sama kamu!" seru Lala.
"Hah?! Ada apa denganku?" tanya Fina.
"Hahaha .... Kamu bawel dan cerewet! Jadi, mana mau aku berteman denganmu!" Lala berlalu. Amira, sahabat Fina, menenangkan Fina.
"Sabar, Fin!" ucap Amira.
"Iya, Mir," balas Fina.
Lala datang lagi. "Iiih ..., sana kamu pindah sama Amira! Aku sudah muak sama kamu! Pindah sana!" usir Lala.
"Hah?! Lala, apa salahku?" tanya Fina sedih.
"Udah kubilang kamu tuh nyebelin!" seru Lala.
"LALA! Pergi kamu! Jangan ganggu Fina lagi!" usir Amira.
"Hu-uh! Terserah kamu deh, Mir. Iyalah, aku mau pergi. Lha aku sudah SEBEL memandang wajah anak itu!" Lala menunjuk Fina.

***

Lala tiba dirumah ....
"Mama! Mama!" panggil Lala.
Wajah mama merah padam, menahan marah. "Apa yang kamu lakukan kepada Finaaa????!!! HAAAH?!! FINA SEKARANG SAKIT, LALA! MAMA FINA YANG BILANG TADI!" seru mama.
Wajah Lala memerah. Dalam hati, dia tertawa keras. Rasakan itu, Fina! tawa Lala dalam hati. 
"Hahaha ... malah bagus dong, Ma! Fina itu orangnya nyebeliiin bangeeeettt. Aku puas!" seru Lala tanpa belas kasihan.
"LALA! KAMU MAMA HUKUM, MAMA KURUNG KAMU DI KAMAR. JANGAN KELUAR SEBELUM MAKAN SIANG DAN MAKAN MALAM!" teriak mama jengkel.
Brak! Ceklek! Pintu di kunci mama. "Huuufff ..., Mama ... Mama! Emosional sekali sih! Ah, main laptop ah!" ujar Lala. Hasilnya ... enggak ada!
"Oh, ya! Tadi malam dibawa Papa. Ponsel sudah low bat lagi! Ugh!" Lala beranjak dari kasur untuk meng-charge handphone-nya.
TOKTOKOK ....
"Ya, sebentar." Lala berlari menuju pintu.
"La, ini Fina. Bermainlah!" Mama berlalu.
Ugh! Dasar Fina jelek! Masih saja ngikutin aku! SEBEL! Lala melengos. Fina tersenyum. "Halo, Lala!" sapa Fina.
"Sok alim!" cibir Lala. "sudah sana mainan! Aku mau turun!"
"Lho ... lho, Lala! Tunggulah! Aku disini sama siapa, dong?" tanya Fina bingung.
"Sendiri saja sana!" suruh Lala.
"La, apa salahku? Plisss ..., aku minta maaf!" Fina memegang tangan Lala. Tapi, Lala mengibaskan tangannya.
"Sok enggak tahu! Sudah sana masuk!" Lala masuk. Fina mengikuti Lala dengan terbingung-bingung.
"Lala, ajak Fina ke bawah!" ucap mama.
"Lala nggak mau! Lala benci Fina!" seru Lala.
"La, kamu ini kenapa, sih? Kok, aneh banget?" tanya mama.
"Karena Fina bawel dan cerewet!"

Keesokan paginya ....
"Lala! Fina masuk rumah sakit!" seru Icha.
"Fina masuk rumah sakit? Ah, bohong!" seru Lala tak percaya.
"Iya, La! Fina sakit ... kanker," ucap Icha sedih.
"A ... apaaaaa????" tanya Lala tak percaya.
"Kita harus kerumah sakit!" ujat Icha.
"Ta ... tapi, Cha???" tanya Lala bingung.
"Cepatlah! Sebelum kita terlambat, La!" Icha menarik Lala menuju mobilnya.

Di rumah sakit ....
"Maaf, Mbak. Pasien bernama Safina Zakaria ada dimana?" tanya Lala.
"Di ..., kamar 1233."
"Makasih, Mbak."
Lala dan Icha menuju kamar 1233. Disana, tampak Fina terbaring lemah tak berdaya. Lala merasa bersalah.
"Fina, maafin aku kalau selama ini aku selalu benci kepadamu," ucap Lala menyesal.
"Enggak papa. Aku udah maafin kamu." Fina tersenyum. Fina semakin lemah, lemah, dan akhirnya ... TIIITTT! Fina ... tiada di dunia ini. Meninggal dunia.
"Ya ampun. Susterrrrr ... dokkkttteerrrrr!!!" teriak Icha. Suster dan dokter segera memeriksa Fina. Fina memang sudah meninggal.
"Fina, jangan tinggalin akuuuu," Lala terisak. Namun, semuanya terlambat.

Paginya, jenazah Fina di kuburkan. Mama Fina memberikan sesuatu kepada Lala. Sebuah kado. Oh isinya indah. Pigura dan kotak pensil bergambar kartun Hello Kitty berwarna pink. Ada suratnya juga.

Dear Lala,
Lala, maafin aku sudah tidak ada di bumi ini. Maafin aku enggak sempet memberimu kue. Sebetulnya, aku ingin memberimu. Tapi, kamu marah. Jadi, aku enggak berani. 
Lala, aku ingin kamu menjadi pintar dan enggak sombong.Maafin aku kalau aku punya banyak salah sama kamu di muka bumi ini dulu. Bye, Lala...See you.
With love,
Safina Zakaria

Lala langsung menangis. "Hiks ... Fina ternyata sayang aku dan enggak marah sama aku. Hikshiks ... ma ... maafin aku, Fina," tangis Lala.
Lala ingin sekali meminta maaf kepada Fina. Tapi, semuanya TERLAMBAT.
Goodbye, Fina, batin Lala.

8 komentar:

  1. Huee... huhuhu.. sedih lah cerite ni.. Huaaa..!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah menyedihkan, ya? yeyy .. bisa juga bikin cerita yang lumayan menyedihkan.
      iya sedih ya huhu...

      Hapus
  2. iya ceritanya sedih? huhuhu...
    baru membuat cerita yang enggak jelas hoho... ;-(

    BalasHapus