Home About Instagram Stuffs Wordpress Facebook

Minggu, 27 Desember 2015

Ke Lawang Sewu, yuk!

 Pernah dengar kata Lawang Sewu? Dalam bahasa Indonesia, artinya seribu pintu. Itu tempat wisata di Semarang lho. Aku akan bercerita pengalamanku berkunjung di Lawang Sewu. 
 Cuaca siang itu sangat panas, ketika aku dan keluargaku tiba di halaman Lawang Sewu. Ditambah, antrean tiket yang panjang seperti ular. Beberapa pengunjung yang mengantre juga membawa payung agar tidak kepanasan.
 Aku terpaksa harus mengantre demi mendapatkan tiket Lawang Sewu, karena ke Lawang Sewu itu adalah impianku sejak lama. Meski antrean panjang, namun lama kelamaan antrean panjang itu menyusut, eh maksudnya orangnya berkurang. Hihihi ... hanya dalam waktu 15 menit, aku sudah berada di belakang 4 orang yang di depan. Setelah 4 orang itu membeli tiket, akhirnya aku dapat membeli tiketnya. Untuk anak-anak (Kids)-(3-12 thn) harga tiketnya Rp5.000. Untuk dewasa, harga tiketnya Rp10.000. 
4 tiket untuk satu keluarga
Setelah mendapat tiket, kami mencari penyewaan guide (pemandu).Kami dapat satu guide, namanya Pak Ateng. Sambil berkeliling, Pak Ateng menjelaskan ruangan dan lainnya. Ngomong-ngomong, di Lawang Sewu, ada gedung; A, B, C, D, dan E. Aku akan jelaskan gedung-gedung di Lawang Sewu ini.
 Gedung A dibangun tahun 1904-1907. Dibangun oleh Profesor Jacob F. Klinkhamer dan asistennya. Stasiun pertama kali di Semarang adalah Samarang yang dibangun pada tahun 1867. Stasiun Samarang ini berada di Desa Kemijen.
 Gedung B dibangun tahun 1916-1918. Gedung C dibangunnya sama seperti  Gedung A, tahun 1904-1907. Di dalam gedung C, ada pembuat tiket zaman dahulu. Mesinnya dibuat tahun 1840. Mesin tiket ini dipakai sampai akhir tahun 2009.
 Oh iya, khusus Gedung A dan Gedung B, ada lorong bawah tanahnya. Namun sayangnya, lorong bawah tanah tidak bisa dikunjungi karena dalam proses perbaikan.
 Fungsi lorong gedung A: sebagai resapan air. terdiri atas amparan tanah dan pasir.
 Di Gedung A, terdapat 2 menara kembar. Isinya masing-masing menara 1 tabng air. Tingginya kurang lebih 7 meter. Fungsi tabung air itu untuk mencukupi kebutuhan air pada zaman dahulu. Oh iya, di gedung A ada lantai 2 dan 3. Aduh, namun sayang sekali, lantai 2 dan 3 masih dalam renovasi.

 Setelah mengelilingi gedung A, giliran gedung B yang di kelilingi. Di gedung B, terdapat dua pintu untuk menuju lorong bawah tanah. Sebenarnya, aku sangat penasaran lho, dengan lorong bawah tanahnya. Sayang ya, masih dalam perbaikan. Oh ya, tinggi lorong bawah tanah gedung B ini kurang lebih 2 meter. Fungsinya sebagai resapan air dan pendingin ruangan. 
 Kami juga sempat diarahkan untuk berfoto oleh Pak Ateng. Kami beberapa kali difoto-foto oleh Pak Ateng. Background di Lawang Sewu ini banyak yang bagus dan menarik.Oh ya, aku juga masih mempunyai cerita tentang sejarah Lawang Sewu loh. Ayo kita baca ke bawah!

 Gedung D dulu dipakai sebagai pendopo, tempat santai dan minum-minum orang Belanda pada zaman dahulu. Gedung E dulu dipakai sebagai tempat para penjaga pada zaman dahulu. Oh iya, di balik gedung B, mengalir sungai yang bernama "Kali Tumpeng".

 Belanda meninggalkan Lawang Sewu ketika Jepang menguasai Lawang Sewu. Saat itu, tahun 1942-1943. Jepang dulu juga ingin meracuni sumber air bersih agar dapat menguasai Semarang dengan total. DAM yang ingin diracuni Jepang dulu di daerah Candi.
 Pada tahun 1951, Tugu Muda dibangun sebagai lambang kemenangan pada Pertempuran Lima Hari di Semarang. Tugu Muda diresmikan oleh Bapak Soekarno sebagai presiden Indonesia yang pertama, bersama wakilnya Bapak Moh.Hatta. Dulunya, Tugu Muda ini bernama Tugu Merdeka. Dulu, Lawang Sewu dipakai sebagai kantor NIS (Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij) atau Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI). 
  Tahu tidak? Telepon kayu mulai digunakan pada tanggal 26 November 1901 lho. Belanda juga membangun jalur kereta api di Sumatra Barat yang panjang relnya 101 meter. Dan tahu tidak? Stasiun William I itu, sekarang menjadi Stasiun Ambarawa. Dulu, Stasiun William I itu tenggelam di makan air rob.

 Kalian tertarik, untuk mengetahui kisah selengkapnya tentang "Lawang Sewu"? Oke, berkunjunglah ke Lawang Sewu di Jalan Pemuda, Semarang, ya.
 Segini dulu ya, ceritaku jalan-jalan ke Lawang Sewu. Dadahh ...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar