Home About Instagram Stuffs Wordpress Facebook

Selasa, 05 Desember 2023

Kuliah Sambil Mondok? Emangnya Bisa?

 

nb: foto sengaja diblurkan wkwk

 
Haloo, teman-teman semuaaa. Lama tak jumpa di blog ini yaa hehee. Sekarang, aku udah mahasiswi nih, udah semester 3. Lama banget ya nggak aktif di blog ini. 
Sekarang, aku kuliah di UIN Walisongo Semarang yaa. Kalau teman-teman baca artikelku yang sebelumnya, pasti udah tau dong betapa berjuangnya aku buat masuk ke universitas-universitas hehe. Disini, aku mau bahas satu poin nih.
Kuliah sambil mondok? Emangnya bisa?
Jawabannya, bisa. Bahkan sangaat bisa. Mungkin perspektif orang akan berbeda-beda mengenai dua kalimat yang sering dibolak balik ini. Kuliah sambil mondok atau mondok sambil kuliah. Kedua kalimat ini kembali lagi ke diri kalian masing-masing. Jika kalian berniat untuk mondok disambi kuliah boleh, kuliah sambil mondok juga boleh.
Aku pernah mendapatkan 1 poin dari ceramah kyaiku di pondok semasa sekolah dahulu. Beliau berkata seperti ini:
"Sejauh apapun kalian kuliah atau menuntut ilmu, jangan hilangkan citra diri kalian yang sudah pernah nyantri disini. Kalau bisa yaa kuliahnya sambil mondok."
Kedengerannya emang mudah untuk dilakukan ya. Namun, apakah proses untuk memutuskan kuliah sambil mondok ini mudah?
Jawabannya dari diriku sendiri, tidak. Karena notabene-nya aku yang sudah mondok selama 6 tahun di Magelang juga ingin merasakan kebebasan di dunia luar. Mulai dari penggunaan gadget sampai keluar di saat malam hari. Aku sangat ingin merasakan hal itu. Ini sedikit spoiler ya mengapa aku ingin kuliah di Semarang, hehe. Alasannya supaya nggak mondok lagi. 

Namun, walaupun jarak dari kampus ke rumah hanya memakan waktu 20 menit, dari orangtua menyarankan untuk mondok lagi. Emang awalnya agak bentrok dengan pendapat ini. Karena bagaimanapun aku adalah anak yang ingin merasakan kebebasan setelah sekian lama menjalankan kewajiban mondokku dan itupun jaraknya lumayan jauh dari rumah. Aku sempat berdebat mengenai perihal kuliah sambil mondok ini. Ada beberapa faktor, yang pertama jarak ke kampus saja memang nggak terlalu jauh dan bisa dijangkau dengan menggunakan motor atau istilahnya laju dan yang kedua memperbanyak pengeluaran. Mengapa memperbanyak pengeluaran? Karena kalau mondok pasti bayar macem-macem, seperti; syariah, uang listrik, uang air, kalau ada WiFi uang WiFi, dan masih banyak lagi.

Dari sekian hari berdebat dan merenungkan, akhirnya aku ambil keputusan untuk mengikuti tes dahulu di pondok yang sekarang aku tempati. Pikirku siapa tau hoki aja nggak keterima hehe, astaghfirullah. Tapi, kalau orangtua ridhonya sudah begitu, ya bakal terjadi. Aku sekali tes langsung keterima. Temanku bahkan ada yang mengikuti tes 2 kali dari 3 gelombang, dia baru keterima di tes yang kedua. Awal mondok memang aku belum bisa ikhlas untuk ngejalaninnya. Seminggu pertama di pondok masih sering nangis setiap malem dan sering ngerasa homesick. Agak aneh, padahal rumahnya Semarang tapi kok homesick gitu hihi. Namun justru itu. Dari aku jika rumahnya cuma sini sana malah homesick-nya itu sambil mikirin macem-macem. 
"Dih, rumahku loh cuma sini sana. Ngapain sih mondok?"
"Eman banget duite, soale cedak omah tok ngono loh."
"Enak banget temen-temenku yang Semarang. Pada laju, kalo yang jauh pada ngekos. Iri banget."
Ituuu terus yang aku pikirin setiap malem. Ya sambil nangis tentunya hihihi. Sampai sekarang mungkin masih kepikiran, tapi nggak sambil nangis dan nggak sesering dulu. Bahkan dulu aku punya pikiran menjelang semester 3 mau boyong atau pindah dari pondok saja. 

Sekarang kamu gimana? Masih mau boyong?
Setiap orang-orang menanyakan itu, sebenernya jawabannya masih sama. Masih pengen. Cuma kalau sekarang lebih mikirin ke depannya aja. Takutnya aku, kalau aku boyong dari pondok malah nanti terjerumus ke pergaulan yang buruk. Apalagi pergaulan kampus sangat bebas. Kalau akunya disitu nggak bisa menilai mana yang benar dan mana yang salah dan akhirnya terjerumus ke hal-hal buruk, kan malah payah. Naudzubillah.
Faktor kedua juga mengenai kegiatan. Kalau dipikirkan, setelah kuliah kalau aku nggak mondok itu nggak punya kegiatan. Apalagi aku mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang) dan nggak aktif di organisasi kampus hehehe. Dan sibukku hanya di pondok. Malah aku sekarang lebih suka aktif di pondok daripada di kampus. Karena jika aktif di pondok sama saja khidmah dengan pengasuh pondok. Aseekk hihii, Masya Allah nggih.


Sejauh ini, aku sekarang lebih nyaman untuk kuliah sambil mondok. Memang tanggungannya cukup banyak, namun entah kenapa jika dipondok aku lebih suka ngejalanin tanggungannya gitu. Namun memang kadang ada fase-fase yang bikin kita ngucapin 'Ya Allah' berkali-kali. Semua dikarenakan terkadang tugas pondok dan tugas kampus sedang numpuk banget. Dan itu emang banyakkk banget. Kayak aku sekarang nih, lagi pusing banget menyinkronkan antara tugas kampus dan pondok. Tapi nggak papa. Semua itu memang butuh proses. Dan semua memang nggak ada yang mudah. 

jadi panitia penerimaan santri baru hehehe

habis izin mau ikut Makesta di kampus

lupa acara apa, pokonya kita ikut hihi

Masih banyak lagi sebenernya foto-fotonya. Kapan kapan aku spill deh hihi. See u at my next article yaww.




3 komentar:

  1. Berkah anak sholiha yg ingin membahagiakan ortu walaupun berat menjalaninya, Insya Allah ganjarannya mulyo dunia akhirat ya nak 😍

    BalasHapus