Selasa, 18 Juni 2013
Hari ini, hari yang menyusahkan bagiku! bagaimana tidak? hari ini, sepedaku rusak-rusak-rusak-dan rusaaaaaak! huh! bete! sebel! kesel!
hari ini, pelajaran Bhs. Jawa. Aduuuuuuh! Aku kan gak bawa buku Bahasa Jawa! Duuuh! Mendadak guruku nih! Ahhh ... aku gak suka itu!
Pulang hari ini, aku harus jalan kaki! Yaaa ... males nih! Tapi, tak taulah! Aku di jemput atau enggak. Pokoknya, aku sebel! Tapi, kata Karina, temen sebangkuku, dia bilang, dia punya sepeda lipat baru. Idiih! Apa hubungannya njemput sama sepeda baru? Huu ... she wes a strange child!
"Nanti, aku lihat sepedamu," tagihku.
"Mmmm ... ya udah, deh!" jawab Karina.
Setelah pulang, Karina dan temen lainnya piket, sedangkan, aku tidak. "Aku ambil deh sepeda kamu!" tagihku kembali.
"Wes ngerti opo durung, sepedhaku sing endi?" tanyanya.
"Yuup! Aku wes ngerti," jawabku.
Karina menyerahkan kunci sepedanya kepadaku. Aku mengambilkan sepeda lipat milik Karina. Tapi, OMG! Sepedanya kecil, sekecil badan Karina. Yaaa ... segitu ya! Ya, gak papa deh!
Setelah mengambil sepeda ....
Aku melihat ada Karina juga temen-temennya. Karina malah mempercepat piketnya. Padahal, aku menunggu, lho! Tapi, kenapa sih, cepet-cepet? Hmm ... anak yang aneh!
Terus, aku nemenin Karina beli es jeruk. Setelah beli ...
"Karin, aku gak jadi deh, bareng kamu! Aku dah di jemput tuh, sama nenekku!" pamitku pada Karina.
"Ya udah! Dadaaah!" Karina melambaikan tangan. Aku membalasnya.
Hari ini, hari yang menyusahkan bagiku! bagaimana tidak? hari ini, sepedaku rusak-rusak-rusak-dan rusaaaaaak! huh! bete! sebel! kesel!
hari ini, pelajaran Bhs. Jawa. Aduuuuuuh! Aku kan gak bawa buku Bahasa Jawa! Duuuh! Mendadak guruku nih! Ahhh ... aku gak suka itu!
Pulang hari ini, aku harus jalan kaki! Yaaa ... males nih! Tapi, tak taulah! Aku di jemput atau enggak. Pokoknya, aku sebel! Tapi, kata Karina, temen sebangkuku, dia bilang, dia punya sepeda lipat baru. Idiih! Apa hubungannya njemput sama sepeda baru? Huu ... she wes a strange child!
"Nanti, aku lihat sepedamu," tagihku.
"Mmmm ... ya udah, deh!" jawab Karina.
Setelah pulang, Karina dan temen lainnya piket, sedangkan, aku tidak. "Aku ambil deh sepeda kamu!" tagihku kembali.
"Wes ngerti opo durung, sepedhaku sing endi?" tanyanya.
"Yuup! Aku wes ngerti," jawabku.
Karina menyerahkan kunci sepedanya kepadaku. Aku mengambilkan sepeda lipat milik Karina. Tapi, OMG! Sepedanya kecil, sekecil badan Karina. Yaaa ... segitu ya! Ya, gak papa deh!
Setelah mengambil sepeda ....
Aku melihat ada Karina juga temen-temennya. Karina malah mempercepat piketnya. Padahal, aku menunggu, lho! Tapi, kenapa sih, cepet-cepet? Hmm ... anak yang aneh!
Terus, aku nemenin Karina beli es jeruk. Setelah beli ...
"Karin, aku gak jadi deh, bareng kamu! Aku dah di jemput tuh, sama nenekku!" pamitku pada Karina.
"Ya udah! Dadaaah!" Karina melambaikan tangan. Aku membalasnya.
