"Hmm … gimana, ya? Kalau enggak boleh, enggak
papa, kan?” tanya Feriska. Siang jam dua, Feriska dan teman-temannya, ada
disekolah sampai sore. Sekolah mereka memang full day.
“Ngomongin apa, sih? Kayaknya heboh banget!”
celetuk Nindya. Feriska hanya menghentakkan kaki, marah mendengar Nindya.
“Kamu ini! Kalau ada orang ngomong, dengerin
sendiri, dong. Kamu tuh kayak orang hilang saja!” kata Feriska.
“Yaya … maafkan aku!” kata Nindya.
“Bosan, ah!” keluh Feriska.
“HEH! Jadi, kalian mau ikut apa?” potong Lika.
“Aku mau ikut kontes menari,” jawab Nada.
“Aku mau ikut Go Green,” kata Laila tak mau kalah.
“Aku mau ikut kontes musik,” kata Aisha.
“Kalau aku … Children Writing Contest,” kata Feriska. “Kamu sendiri, Lik?” tanya
Feriska.
“Engggg … aku ikut kontes teknologi saja!”
jawab Lika. “Eeh, tapi kita kan mau buat klub namanya apaaa?!” tanya Lika.
“Enggg … namanya The Star Forever, saja, deh!
Gimana? Bagus enggak?” tanya Feriska memberi ide.
“Yaaah … jelek ah! Namanya Beautiful saja!”
kata Nindya. Sebagai ketua, Lika menuruti usul Feriska.
“Enggak! Malah jelek! Aku suka yang The Star
Forever! Itu saja!” kata Lika. Feriska melonjak girang. Nindya cemberut.
“Hugh! Padahal, Beautiful itu cantik! Kenapa,
sih? Aku enggak cantik, kan?!” kata Nindya. “Apa, tuh? The Star Forever?
Kampungan sekali!” ejek Nindya.
“Eh, kita tinggalin Nindya aja, yuk! Masih ada
Vina dan Ifa, tuh!” ajak Feriska.
“Yuksss!!!” kata semuanya, kecuali Nindya. The
Star Forever menghampiri Vina dan Ifa.
“Hai, Vina! Hai, Ifa! Gabung, yuk! Mau gabung
enggak, ke The Star Forever? Klub kami!” tawar Feriska.
“Waaah! Hai, klub The Star Forever! Kami mau
gabung, deh, ke klub kalian! Kata Vina, dia mau ikut lomba menggambar, dan aku
lomba berenang!” kata Ifa.
“Ya! Oke. Gabung yuk! Eh, kita pergi yuk,
ketempat pendafaran!” kata Lika. Vina dan Ifa melonjak girang. Mereka bertujuh
pergi ketempat Kak Sina, panitia lomba.
Mereka bertujuh mendaftarkan klub mereka dan
ingin mengikuti lomba apa saja. Setelah mendaftar, mereka kembali ke kelas.
Disana, Nindya tampak bingung mencari klub
lagi karena, minimal anggotanya hanya tujuh saja. Sementara, semuanya sudah
penuh tujuh. Bahkan, ada pula yang sepuluh orang. Waaa … hebat, deh!
Nindya meminta maaf kepada klub The Star
Forever. “Hai, Teman … maafkan aku, ya, aku sombong,” kata Nindya. Klub The
Star Forever pura-pura enggak dengar. “maksudku, aku ingin … bergabung lagi, ke
klub kalian,” lanjut Nindya.
Feriska berkata ketus, “Enggak akan! Klub kami
udah penuh dan kamu, enggak akan gabung lagi! Mengerti?!” kata Feriska marah.
Feriska melihat jam tangannya. Sudah jam setengah tiga. Sementara, mereka
pulang jam lima sore. Waaah … seru dong!
“Yaaah! Boleh, ya? Ya?” mohon Nindya.
“Enggak akan boleh!” bantah Feriska.
“Pokoknya, aku mau ke klub kalian!”
“Enggak akan!” Lika mendorong tubuh Nindya
yang mau mendekati Lika. Nindya terjatuh.
“Udah, ah! Tinggalin saja, si Nindya!” ketus
Feriska. Nindya mengejarnya.
“Tunggu! Tunggu!” kata Nindya. The Star
Forever tetap berjalan. Nindya menunduk lesu. “Bagaimana cara mengejarnya?!”
tanya Nindya.
***
Jam lima sore …
TEEEET! Bel pulang berbunyi. “Yaaay!” sorak
The Star Forever. Diam-diam, Nindya cemburu. Huh! Kenapa si Vina dan si Ifa ke klubku, sih? Memang, mereka siapa,
sih? Berani-beraninya masuk ke klubku! kata Nindya dalam hati. Dia menjegal
Vina. Eits … tapi, Vina meloncat dengan lincahnya walaupun dia berbicara.
Nindya menghentakkan kaki. HUH! Dia
lincah banget, sih! keluh Nindya dalam hati. Dia memasang tali didepan kaki
Ifa. Terlambat! Malah Neta yang terkena. Neta marah-marah.
“Apaan, sih, kamu, Nindya pakai acara pasang
tali segala?” tanya Neta marah. Nindya terdiam bisu. Nindya tak menyangka, Neta
semarah itu. Pernah suatu kali, Neta marah kepada Nindya, sampai bolpoin, kotak
pensil, dan buku kesayangan Nindya dibuang ketempat sampah. Lalu, ada penjaga
sekolah yang membuang sampah dan sampahnya diangkat ke tempat sampah yang
berukuran besar. Nindya sampai menangis dibuatnya.
***
Nindya telah sampai dirumah …
Nindya menghempaskan tubuhnya kekasur yang
empuk. Nindya meng-SMS Lika.
Lika, aku ikut klub kamu, yah? Aku pengen
banget ikut lomba. Aku benci banget sama Vina dan Ifa, teman kalian itu!
Makanya, aku gabung, yah?
Tentu saja, Nindya sangat berharap Lika akan
menyetujuinya. Bagaimana kalau enggak disetujui? Enggak diterima?
Tilulit! Eh … SMS! Kita baca SMS
dari Lika, yok!
Enggak akan! Salah kamu, meremehkan nama The Star Forever! Kalau enggak, kami sudah pasti ngajakin kamu ikut klub kami
selamanya. Tunggu lima abad ya, kami akan memaafkanmu!
SMS Nindya:
APA?! Yaaah … jangan dong! Aku kan, pengen
banget, maafan sama kalian. Kalau lima abad lagi, aku enggak akan bisa lagi.
Aku enggak mau!
SMS Lika:
Xoxo … kan enggak papa? Lagian salahmu sih!
Salah sendiri meremehkan nama grup. Padahal, aslinya kamu itu enggak tahu
artinya! Ppfff … enggak akan maafin kamu! Kalau mau dimaafin, tunggu 5 atau 10
abad lagi, ya.
SMS Nindya:
Plissss … 1 pekan saja, ya? Ya?
SMS Lika:
No
… no … no! 1 pekan mah, itu cuman
sebentar. Aku pengennya sampai tahunan. Aku capek, ah, ngomong sama kamu. Udah,
ah! Aku enggak akan balas SMS kamu lagi!
SMS Nindya:
Lika! Lika! Lika! Likaa! Likaaa!
LIKAAAAAAA!!!!
Walaupun pakai huruf besar, Lika tidak
menjawab. Yang benar saja? 10 atau 5
abad? Itu lama sekali! hiks … gimana, dong? isak Nindya dalam hati. Nindya memang
sangat bersalah. Nindya pun tertidur saking pusingnya.
***
Hari ini, perlombaan sudah tiba. Nindya mencari-cari
The Star Forever. Ketemu juga dimeja besar nomor 1. “Eh, kalian!” sapa Nindya. “Aku
ikut grup kalian, ya. Aku baru saja daftar sama juri,” kata Nindya.
“Hei … hei! Siapa yang menyuruh? Dan siapa
yang mau menampungmu?” tanya Lika pedas.
“Habis, aku pengen sama kalian,”
“Aku … tidak akan MENGIZINKANMU!” kata
Feriska. “Udah, ah! Sana pergi! Aku mau siap-siap lomba tahu!” kata Feriska.
Namun, Laila mengajak ngobrol Feriska. “Fer,
aku follow Twittermu ya, F3R1SK4 C00L
G1RLS, ya!” kata Laila.
“Twitter Feriska? Follow, ah! Namanya siapa?”
tanya Nindya sambil mengeluarkan HP-nya.
“Berharap sekali, sih!” kata Feriska. “Lai,
udah aku follow back!” kata Feriska.
“Makasih, Fer!” balas Laila.
“Lomba pertama, lomba Childern Writing Contest!” kata MC. “Peserta nomor 1, Feriska Nathania
Luvena Putri. Peserta nomor 2, Lailia Kusumaningsih. Peserta nomor 3 dengan
nama Nathania Putri Luvena. Peserta masuk kedalam ruang tulisan ‘CHILDERN
WRITING CONTEST’ berwarna ungu muda,” lanjut MC.
Feriska dan lawannya masuk kedalam ruangan
tersebut. Cukup luas juga. Ada tiga komputer, berwarna putih dan bergambar apel.
Feriska berpikir. Temanya bebas. Tidak dibatasi waktu. Hmmm … fantasi saja, deh, temanya! Judulnya … AHAAA!!! Alat Musik Ajaib
saja, deh! kata Feriska dalam hati.
Feriska mengetik dengan semangat. Sedangkan,
Laili dan Luvena, lawannya masih berpikir. Saking semangatnya, Feriska melebihi
kuota. Tapi, enggak apa, kan?
“Kak Tinny, aku sudah selesai!” kata Feriska. Dia
baru mencetak tulisannya.
“Baiklah, Feriska. Terima kasih. Kamu boleh
kembali ke komputer dan bermain Facebook dan semacamlah,” kata Kak Tinny,
pengawas peserta.
“Yeeeey … asyiiik!” kata Feriska. Dia membuka
Facebook dan Twitter. Pertama-tama, dia membuat status di Facebook.
Feriska
Nathania Luvena Putri: Hai, Semuanyaaa! Pagi ini, aku ikut kontes menulis, nih.
Doain biar menang, ya. Dan masuk babak final. Tolong doanya, ya. Makasih,
Teman-Teman!
Feriska juga membuat mention baru di Twitter.
Feriska
Nathania L.P @F3R1SK4 C00L G1RLS
Halo,
pagi hari ini, aku ikt kontes menulis. Doain biar menang, ya, Teman-Teman. Aku kepengen
menjadi pemenang! Amiiin …
Di Facebook, banyak orang yang menge-like dan
mengomentari status Feriska. Mau lihat comment-nya?
Silakan!
Fasya
Ayu Naura: Oh, ya? Good job! Semoga menang. Aku doain biar kamu kalah eh,
menang. Ihihih … aku cuman bercanda. Semoga, kamu menang, ya, Fer!
Feriska
Nathania Luvena Putri: Iiih … dasar si Fasya Ayu
Naura! Oke, Fas! Makasih doanya!
Fitria
Nur Hamidah: Oh, ya? Waaah …selamat ya, Feriska
Nathania Luvena Putri! Aku doain kamu kepada Allah! Amiiin …
Feriska
Nathania Luvena Putri: Waaah … makasih Fitria Nur
Hamidah! Makasih atas doanya!
“Adik Feriska, matikan Facebook dan
Twitter-nya, ya. Pengumuman udah datang!” kata Kak Tinny.
“Berarti, yang lain sudah, dong?” tanya
Feriska.
“Sudah, Dik!”
Feriska cepat-cepat mematikan FB dan Twitter. Lalu,
bergegas keluar.
“Mohon perhatian! Pengumuman akan diumumkan!”
kata MC. “Ehm … untuk lomba CWC (Childern Writing Contest), juara 3 adalaaaah …
Nathania Putri Luvena dengan tema … fabel dan berjuduuull … Kancil dan
Buayaaaa! Selamat! Juara 2 adalaaah … Lailia Kusumaningsih dengan tema misteri
dan berjuduuulll … Misteri Hilangnya Buku Kelody!!! Selamat!!! Dan juara 1
addaaaallllaaaaahhh … FERISKA NATHANIA LUVENA PUTRIIII dengan tema fantasi dan
berjuduuuulll … ALAT MUSIK AJAIB! Selamaaaaaatttt! Pemenang CWC harap maju!”
kata MC panjang lebar. Feriska terlonjak kaget. Dia giraaang sekali. Dia mendapat
uang Rp. 1.000.000, 00 dan HP, juga mendapat piagam dan piala paling tinggi.
“Untuk pengumuman lomba Go Green. Juara tiga adallaaaaaaaaahhh … Liala Ismawatiiii! Selamaaaat!
Juara dua adalaaaaaaaahhhh … Fitri Lestari Dwidinitaaaaa! Selamaaaaattt! Juara utamanya
adallaaaaahhhhhhhh … LAILA SAFIRA! Selamat! Pemenang harap maju!” kata MC.
Laila enggak menyangka. Hihihi … Laila saja juga hampir shock!
“Untuk kontes menari! Juara 3
addaaaalllaaaahhh … Ayuninda Nindalaila! Juara 2 adalaaaaaaaaah … Dwidinita
Ayumi Kusumawati! Juara 1 adaaaalllaaaaaaahhhhhh … NADA LAILA ANINDA!” kata MC.
“Lomba berenang! Juara 3 adalaaah … Miko Abadi
Wibsono! Juara 2 adalaaah … Rayifa Khansa Salsabila! Juara 1 adalah … Ladya
Fenania!” kata MC. Ifa tetap menerimanya walaupun juara 2. Sportif!
“Untuk juara kontes musik! Juara 3 adalah …
Izzatin Zaharatul Hafizia! Juara 2 adalaaah … Hanifah Nur Al-Hawwa! Juara 1 …
AISHA AUDYARACHMA! Selamaaat!” kata MC.
“Dan terakhir adalah … lomba menggambar! Juara
3 adallllaaaaah … Chakra Arifah Queen! Juara kedua … Quintania Clarrisa Putri
Angela! Juara pertama adalah … Lafina Fenania Chakrawati! Untuk semua pemenang,
maju kedepan!” kata MC.
Mereka semua maju kedepan. Tepuk tangan
terdengar sangat keras. Sesudah lomba, mereka pulang dengan hati sangaaat
senang!
“Aku minta maaf, ya, Teman-Teman!” Tiba-tiba,
Nindya muncul.
“Enggak apa, kok, Nin! Kami memaafkanmu!” ujar
Feriska.
Mereka pulang bersama-sama sambil bercanda
ria.
Hai, men temen. Kasih kritiknya dong. Gimana? Bagus?
BalasHapusBagusssss..... Setiap cerpen kamu yang aku baca bagus.... menarik!
HapusMakasih, Salma! :)
HapusBagus kak! -Naura-
BalasHapusterima kasih ya, Naura.
Hapus